Tumbuh Kembang

Trik Berhenti Ngompol

Bahagianya kalau si kecil sudah enggak ngompol lagi. Ibu tak perlu  lelah menggonta-ganti celananya, membersihkan bekas ompolannya, dan bisa mencoret popok dari daftar belanja bulanan.                 

Pertanyaannya kapan sebenarnya si kecil bisa diajarkan untuk berlatih ke toilet (toilet training)? Kebanyakan anak siap untuk memulai toilet training antara usia  22 hingga 30 bulan, bergantung pada kesiapannya secara fisik dan emosional. Kesiapan anak menjadi penting karena anak yang belum siap  akan membuat  proses toilet traning  menjadi panjang dan membuat frustrasi orangtua.

Lalu bagaimana mengetahui kesiapan si kecil? Sebelumnya kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan toilet training. Toilet training adalah proses ketika anak belajar untuk buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Ini artinya, si kecil pipis atau pup tidak lagi di popok/celananya tapi bisa menggunakan toilet seperti orang dewasa.

Nah, beberapa tanda yang Ibu bisa amati terkait kesiapan anak untuk toilet training adalah  popok/celananya tetap kering setelah tidur siang atau paling tidak 2 jam setiap kalinya. Ia juga tidak lagi BAB di popok/celana pada malam hari dan punya jadwal  BAB yang sama setiap hari. Semua ini menandakan anak  sudah bisa mengendalikan otot usus dan kandung kemihnya.

Untuk kesiapan motorik, anak sudah menguasai beberapa keterampilan motorik dasar, seperti bisa berjalan dan memanjat (karena dia harus naik dan duduk di toilet), berkomunikasi (untuk menyampaikan keinginan untuk pipis atau pup bisa dengan mimik muka atau bicara), dapat melepas pakaian (celana tanpa kancing), dan sebagainya.

Kesiapan mental dapat dilihat dari ketertarikan ia saat melihat Ibu pergi ke toilet, ia tak lagi betah pakai popok, memberi tanda-tanda (dengan mimik muka atau gerakan tubuh) kalau mau pup atau pipis, dan si kecil bersemangat saat diajak toilet training.

YUK, MELATIH ANAK KE TOILET!
Kalau Ibu sudah melihat tanda-tanda itu, yuk melatihnya ke toilet. Ada 3 syarat saat melatih  buah hati untuk pipis dan pup sendiri di toilet, yakni: kesabaran, kesabaran, dan kesabaran. Sadari bahwa toilet training merupakan proses. Ini artinya hari ini dilatih, bukan berarti anak langsung selalu berhasil pipis/pup di toilet. Beberapa kali mungkin kita akan kecolongan ia ngompol atau pup di celana. Anggaplah hal ini sebagai suatu kewajaran karena umumnya toilet training membutuhkan waktu minimal 3 bulan.

Nah, siap? Berikut cara melatih si kecil ke toilet yang dilansir dari http://raisingchildren.net.au:

Kapan saat tepat membawa si kecil ke toilet?

  • Sesuai dengan jadwal BAK dan BAB-nya. Contoh, Ibu selalu mengamati kalau si kecil pasti pup setelah makan atau setelah mandi, nah pada saat itu coba dudukan si kecil di toilet.
  • Saat anak menunjukkan tanda-tanda butuh  ke toilet. Mimik mukanya  seperti mengedan, gerakan tubuhnya seperti menahan pipis/pup, ia buang angin, dsb.
  • Jika anak tidak pipis/pup  setelah 3-5 menit duduk di toilet, bawa dia keluar.  Sebab, duduk di toilet dalam jangka waktu yang lama bisa terasa seperti hukuman bagi anak.


Bagaimana cara membuat anak selalu bersemangat berlatih?

  • Beri pujian akan kemajuan anak bisa pup/pipis di toilet (selambat apa pun kemajuan itu), “Wah, Adek sudah besar, sudah bisa pipis di toilet”. Hal ini membuat anak tahu bahwa ia melakukannya dengan baik.
  • Sesekali tanyakan  pada anak apakah ia ingin pipis/pup. Namun tidak perlu terlalu sering agar anak tidak merasa terbebani.
  • Saat anak ngompol atau pup di celana, cobalah untuk tidak merasa frustrasi. Itu hanya “kecelakaan” bukan kesengajaan, jadi bersihkan saja tanpa harus mengomel pada buah hati.


Bagaimana dengan  pakaiannya?

  • Sebisa mungkin si kecil tidak menggunakan popok, kecuali di malam hari dan saat tidur siang hari. Mulai gunakan celana sepanjang waktu. Beri kesempatan padanya untuk memilih sendiri celana kesukaannya, ini akan menjadi penyemangat sendiri bagi anak.
  • Pilihkan si kecil pakaian yang mudah dilepas sehingga memudahkan bila ia harus pipis/pup, seperti celana dengan ikat pinggang elastis.


Hal-hal lain yang perlu diperhatikan:

  • Jangan lupa selalu membersihkan si kecil sehabis pup/pipis. Bilas dengan bersih dari depan ke belakang (terutama untuk anak perempuan agar bakteri pada feses tidak terbawa ke vagina), gunakan sabun khusus bayi, seperti MY BABY Body Wash.
  • Ajari  si kecil untuk menggoyangkan penisnya setelah BAK untuk membersihkan tuntas tetesan air seninya. Pada awal latihan, si kecil terkadang perlu diajarkan untuk  mengarahkan penisnya dengan tepat ke lubang toilet. Atau agar pipisnya tak menyemprot kemana-mana, untuk latihan awal, si kecil bisa diajak duduk saat BAK.
  • Jangan lupa tanamkan kebiasaan untuk mencuci tangan setelah menggunakan toilet.  
     

Selamat mencoba!

Kategori:
Tumbuh Kembang

SHARE