

10 Aktivitas Sehat dan Happy DiRumahAja Bareng Anak
Diposting pada tanggal: 30-10-2020
25 Likes
Hai, Moms!
Nggak terasa sudah lebih dari setengah tahun kita melakukan sebagian besar aktivitas berbasis di rumah ya!
Baik para pekerja kantoran, pekerja lepas, siswa sekolah, guru, hingga ibu rumah tangga, semua serentak berkegiatan dari dalam rumah dan berusaha tetap happy selama pandemi.
Ragam tagar seperti #StayAtHome, #WorkFromHome, dan #DiRumahAja berseliweran di jagat dunia maya. Sebuah kampanye positif untuk mencegah masifnya penyebaran virus SARS-CoV-2 atau Covid-19.
Awalnya memang sangat menyenangkan, namun seiring waktu berjalan, mulai timbul gejala bosan, jenuh, dan tak bergairah kembali untuk melakukan aktivitas. Iya nggak, sih?
Gejala wajar ini turut dirasakan juga oleh para orang tua yang punya anak di rumah. Baik yang sudah memasuki usia sekolah mapun yang belum.
Suasana dinamis yang biasanya variatif dengan menyambangi dunia luar kini hanya terfokus statis pada satu tempat saja, yaitu rumah. Anak-anak yang memiliki fitrah bermain dan bereksplorasi pun harus dihadapkan pada situasi yang sama.
Mereka tak lagi bebas berkeliaran di luar rumah dan berjumpa dengan teman-temannya. Sementara sebagai orang tua, kita bosan juga kalau harus terus menerus memberi tontonan Youtube atau tayangan kartun lagi di televisi. Iya, kan?
Lantas gimana nih supaya kita dan anak sama-sama bahagia selama masa pandemik #DiRumahAja kayak sekarang? Saya punya 10 rahasianya!
1. MEMBACAKAN BUKU
Gimana sih memberi nasihat anak dengan seru tanpa terkesan menceramahi? Gampang banget!
Menasihati memang harus dilakukan dengan cara yang tepat, salah satunya membacakan buku berisi pesan kebaikan bersama dengan anak. Nah membacakan buku sebelum tidur atau di waktu santai ternyata lebih diingat anak lho.
Kita bisa bacakan buku yang berisi pesan-pesan kebaikan untuk anak. Lewat cara ini, mereka akan belajar berbagai hal kebaikan, seperti menjaga kesehatan, menjadi anak mandiri, hingga memiliki perangai sopan santun.
Terus yang tak kalah penting, anak pun akan belajar tentang mencintai keluarga dan lingkungan lewat cerita. Wah seru deh! Membacakan buku dapat memberikan asupan kebaikan, nggak hanya untuk anak, tapi juga para orang tua.
Membacakan buku adalah kegiatan positif yang akan memberikan efek jiwa yang positif pula. Jadi.. mau dimulai kapan nih?
2. OLAHRAGA BARENG
Mensana incorpore sano. Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Ungkapan dari Yunani ini memang tak pernah lekang dimakan zaman.
Tak ada penelitian yang bilang olahraga berefek buruk bagi kesehatan, kecuali kalau berlebihan dan tak sesuai aturan. Kita bisa melakukan olahraga yang menyenangkan bareng anak.
Apalagi di usia mereka saat ini, pertumbuhan tubuh sedang pesat-pesatnya. Tentu sangat bermafaat jika kita menyalurkan energi anak yang luar biasa melalui kegiatan olahraga yang sekaligus melatih gerakan motoriknya.
Kita bisa ajak mereka senam, zumba, yoga, jogging di dalam rumah, lompat tali, bersepeda statis, angkat beban, lomba naik turun tangga, hingga gerakan sederhana seperti push up, sit up, atau plank.
3. DAUR ULANG SAMPAH
Tahukah Moms, bahwa permasalahan tumpukan sampah sebenarnya bisa diatasi dengan pengelolaan sampah rumah tangga? Yup! Pemisahan sampah organik dan anorganik memang harus dilakukan sejak dari rumah.
Ajak anak untuk ikut memisahkan sampah sesuai kategori dan menerapkan unsur 3R yakni reduce, reuse, and recycle. Selain untuk perkembangan kecerdasan lingkungan anak, kegiatan daur ulang sampah juga bisa memicu sisi kreativitas anak lho.
Mereka akan belajar memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan barang berguna lainnya, seperti mainan, wadah, pernak-pernik, hingga barang kriya lainnya. Lumayan kan bisa menghemat pengeluaran beli mainan.
4. BERKEBUN
Selain lewat kegiatan daur ulang sampah, ada lagi cara lain agar kita bisa mendekatkan anak dengan alam dan lingkungan, yaitu berkebun.
Tak perlu risau jika hunian kita berada di wilayah sempit yang amat minim ruang terbuka hijau. Saat ini, urban farming tengah gencar dilakukan oleh masyarakat perkotaan. Komunitasnya pun sudah banyak tersedia di setiap kota.
Berbekal gantungan pot, drum bekas, kaleng cat, botol minuman, hingga sisa paralon, urban farming bisa diterapkan dimana saja kok. Menginjak dan menggenggam tanah dapat mengajarkan anak untuk berinteraksi kembali dengan alam.
Mereka sekaligus juga akan belajar menjaga keasrian alam dengan cara sederhana. Bahkan berkebun juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena kita punya kesempatan menghirup udara segar, mendapatkan asupan vitamin D dari sinar matahari, hingga meningkatkan koordinasi tangan.
5. BELAJAR MEMASAK
Memasak bukanlah tugas seorang perempuan, melainkan seluruh umat manusia. Memasak merupakan keterampilan dasar untuk bertahan hidup, sehingga kegiatan ini cocok dilakukan oleh siapa saja.
Kita bisa ajak anak menjelajah isi dapur untuk memasak bersama. Bagi anak, memasak merupakan salah satu cara untuk melatih kepekaan panca inderanya lho.
Seperti indera lidah saat ia harus mencicipi hasil masakan dengan beragam rasa, hidung selagi mencium aroma makanan, indera mata ketika melihat aneka ragam warna bahan masakan, telinga ketika mendengar suara alat-alat beroperasi, serta indera perasa tatkala kegiatan membuat adonan.
Selain itu, kegiatan memasak juga dapat melatih mereka mengikuti instruksi melalui tahapan langkah yang harus dikerjakan lewat resep yang tersedia.
Nah ketika masakannya sudah jadi, tentu saja anak akan bangga dengan hasil kerja kerasnya dan akhirnya memunculkan rasa percaya diri.
6. SILATURAHMI DIGITAL
Berbulan-bulan hanya di lingkungan rumah memang sangat menjemukan bagi anak. Tentu sudah terbit rasa kangen untuk kembali bertemu dengan teman-teman dan sanak keluarga.
Mengapa nggak kita pertemukan saja? Tentunya tetap sesuai kaidah jaga jarak sosial dong ya, yaitu video conference! Apalagi saat ini banyak sekali aplikasi instan yang bisa kita manfaatkan secara gratis, seperti WhatsApp lewat fitur group video call, Google Meet, Jitsi, dan Zoom.
Kita bisa ajak anak untuk berbagi kabar, cerita, dan saling menyemangati di tengah pandami seperti ini. Bertemu secara maya memang tidak bisa menggantikan sensasi seperti di dunia nyata.
Namun seenggaknya hal itu bisa mengobati rindu dan menjalin kembali tali silaturahmi walaupun secara digital.
7. MEMBANTU SESAMA
Manusia adalah makhluk sosial. Kita bisa ajarkan anak untuk memiliki jiwa empati dengan cara peduli terhadap sesama melalui kegiatan sedekah.
Ajak anak untuk meilhat tayangan di televisi atau internet tentang orang-orang yang hidupnya tak seberuntung kita. Contohnya keluarga pemulung, anak jalanan, anak-anak yatim piatu di panti asuhan, lansia yang hidup kesepian di panti jompo, hingga anak-anak korban perang.
Jika anak sudah memiliki tabungan, minta ia menyisihkan untuk sedekah secara daring (online). Kita bisa mencontohkannya dengan berdonasi terlebih dahulu melalui situs galang dana yang aman dan terpercaya.
Bukankah tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah?
8. MEMELIHARA BINATANG
Jika selama ini anak hanya bisa lihat aneka ragam fauna di kebun binatang, kenapa sekarang nggak coba untuk memeliharanya sendiri? Apalagi jika anak merupakan tipe penyayang binatang.
Kita bisa memfasilitasinya dengan memberinya anak ayam, anak burung, ikan kecil, atau kelinci. Memelihara binatang membutuhkan ketelatenan tingkat tinggi, sehingga anak akan belajar bertanggung jawab dalam mengurusnya.
Selain itu, memiliki hewan peliharaan di rumah juga dapat membantu anak mengasah kepekaan, empati, dan kasih sayang. Bahkan mereka juga berkesempatan mengembangkan kemampuan komunikasi non verbalnya.
Namun jika anak memiliki alergi tertentu, lebih baik konsultasikan dahulu dengan pakarnya ya.
9. MELUKIS
Warna-warni yang indah selalu menarik minat anak-anak. Mereka akan mencoba menumpahlkannya sesuai daya imaji msing-masing. Tak perlu di atas kanvas, melukis juga dapat dilakukan melalui teknik fingering, kolase, atau stempel.
Berimajinasi memang tak punya garis batas. Melalui media krayon, pensil warna, atau cat air, melukis menjadikan anak belajar bebas berekspresi dan berkreasi sesuai kehendak hati.
Bahkan jika diarahkan secara serius, anak juga bisa belajar bersabar bahwa ternyata untuk menghasilkan suatu karya luar biasa dibutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar.
10. BERMAIN MUSIK
Siapa yang tak senang suara musik? Apapun instrumennya, tua muda, besar kecil, semua pasti suka musik.
Tak hanya meningkatkan konsentrasi keterampilan multisensorik, bermusik juga dapat menimbulkan efek relaksasi baik bagi yang meainkan maupun yang mendengarkan.
Nggak heran deh banyak orang yang melarikan diri ke musik tatkala dilanda rasa cemas, gelisah, atau depresi.
By the way, bermain musik juga ternyata turut berpengaruh terhadap peningkatan kedisipilinan lho. Bayangkan saja, untuk bisa menguasai suatu alat musik tentu membutuhkan waktu yang panjang kan?
Perlu upaya yang jika tidak dibarengi dengan disiplin, akan membuyarkan semua proses yang telah dilewati. Oleh karena itu, anak akan belaajr memiliki manajemen waktu yang baik untuk menjadi kompeten.
---
Okay, sepuluh rahasia sudah dibocorkan. Saat ini Moms udah nggak punya lagi deh alasan kehabisan ide produktif.
Semoga membantu ya. Sekarang saatnya mempraktikkan dan selamat berkreasi!
***
[HANIFA PARAMITHA]
sumber gambar: clipart-library.com