

6 TIPS MENGHADAPI TANTRUM SI KECIL
Diposting pada tanggal: 14-10-2020
32 Likes
Hi Moms!
Tantangan dalam mendidik anak sepertinya tidak akan ada habisnya ya? Seperti saat ini saya sedang menghadapi fase Terrible Two si kecil yang baru berumur 2 tahun, yaitu tantrum. Tantrum adalah ledakan emosi yang diluapkan seseorang dengan menangis, menjerit, berteriak, bahkan berguling di lantai. Meski hal ini normal, tantrum benar-benar menguji kesabaran.
Dengan memanfaatkan dunia digital, saya menemukan cara yang cocok untuk menghadapi tantrum si kecil, berikut ini tipsnya :
-1- Tetap tenang
Ketika anak menangis dan berteriak kencang, ingin rasanya meninggikan suara dan membuatnya diam. Tapi ternyata itu bukan solusi. Moms perlu tenang agar bisa berfikir jernih. Moms juga bisa libatkan Ayah untuk menemani si kecil jika Moms tidak bisa bisa menahan diri. Tapi jika kita kehilangan kesabaran dan membentaknya, jangan segan untuk meminta maaf.
-2- Beri ia pelukan
Moms bisa memeluk si kecil agar ia juga merasa tenang. Pelukan bisa menurunkan kortisol penyebab kecemasan dan peningkatan hormon oksitosin sebagai hormon bahagia.
-3- Beri anak ruang dan jangan alihkan
Ada saatnya anak menolak untuk dipeluk ketika tantrum. Kita bisa berikan ia ruang untuk menyalurkan emosinya. Pastikan tidak ada benda yang membahayakan untuk ia lempar atau menyakiti diri. Tetap temani sikecil dan jangan mengabaikannya. Moms bisa sampaikan ini kepada si kecil "De, mama tunggu di sini ya sampai dede selesai nangisnya". Jangan alihkan si kecil dengan memberi gadget, mainan, atau apapun. Biarkan ia meluapkan emosinya sampai tenang. Hal ini mengajarkan si kecil agar ia menghadapi masalah, bukan mencari pelarian untuk emosinya.
-4- Tidak mengumbar janji
Janji biasanya diumbar agar anak berhenti menangis. Maka jangan heran jika kita sering mengumbar janji, ia akan tantrum untuk mendapatkan apa yang ia mau.
-5- Dengarkan dengan seksama
Setelah si kecil berhenti menangis, kita bisa mulai memberinya pelukan dan sentuhan agar ia merasa nyaman dan tenang. Saat ini Moms bisa meminta si kecil bercerita tentang apa ia rasakan dan validasi perasaannya, seperti "Dede Marah ya kalau mama beresin mainannya?". Hal ini membantu si kecil mengenali emosinya.
-6- Beri pemahaman
Saat anak tenang, ia sudah siap menerima suara kita. Ini waktu yang tepat untuk menjelaskan alasan kita melakukannya. Setelah itu kita bisa memberi solusi kepada si kecil kalau ada cara lain untuk menyampaikan rasa tidak nyamannya, seperti "De, kalo dede ga mau mainnya mama beresin, dede bilang gini ya : ma, jangan beresin dulu".
Sekian cara saya dalam menghadapi tantrum si kecil. Terimakasih sudah membaca, Moms! Selamat malam ^^/