

BEGINI CARANYA AGAR SI KECIL MAU BERHENTI MENONTON
Diposting pada tanggal: 29-10-2020
35 Likes
Sebagai orang tua, sudah pasti kita ingin anak menjadi pribadi yang disiplin. Mulai dari jam tidur, jam makan, jam bermain, dan jam nonton TV. Semuanya serba ingin teratur dan sesuai dengan jam yang sudah dijadwalkan. Namun, mendisiplinkan anak menjadi tantangan besar bagi para orang tua khususnya di dunia digital seperti saat ini. Hal yang paling sering dialami oleh para orang tua adalah mendisiplinkan anak menonton televisi atau bermain handphone hanya di waktu yang ditentukan. Banyak diantara mereka yang tidak kuasa mendengarkan teriakan dan tangisan anak yang meminta waktu nonton lebih lama dan ujung-ujungnya menyerah dengan berkata "Oke nonton sebentar ya."
Saya pribadi mengajarkan anak saya yang berumur 22 bulan hanya menonton youtube di televisi dan harus ada yang menemani, baik saya, ayah, maupun neneknya. Kami serumah berkomitmen bahwa ketika menonton televisi harus ada yang menemani. Hal ini kami lakukan agar tetap ada interaksi antara kami dan si kecil, bukan semata-mata membiarkan anak menikmati komunikasi satu arah dari televisi saja yang berakibat speech delay pada anak.
Selain itu, untuk menonton di layar handphone saat ini hanya saya batasi untuk menonton video aktivitas si kecil sambil me-review kegiatan apa yang si kecil lakukan hari ini. Dengan me-review kembali,banyak manfaat yang akan didapatkan si kecil, seperti bertambahnya kosa kata baru, merangsang kognitif anak, dan bonding anak dengan orang tua.
Banyak pro kontra mengenai anak di bawah 2 tahun tidak boleh diberikan gadget, namun berdasarkan pengalaman saya ada hal positif yang bisa diambil ketika anak dikenalkan dengan dunia digital dengan syarat harus tetap bijak dan tetap harus didampingi. Misalnya, ketika menonton music video, anak pun akan ikut bernyanyi dan menari. Ketika menonton phonics video, anak juga akan mengikuti pelafalan huruf. Melalui handphone, anak juga sudah bisa menyalurkan rasa kangen dengan anggota keluarga, dengan minta menelepon ayah misalnya. Sebenarnya cukup banyak manfaat positif yang dapat diambil dengan mengenalkan dunia digital pada anak asalkan digunakan dengan bijak, sesuai dengan waktu yang dijadwalkan dan harus didampingi oleh orang tua.
Berdasarkan pengalaman saya, berikut tips agar anak mau berhenti menonton televisi sesuai jadwal :
1. Konsisten waktu menonton televisi
Hal yang paling penting untuk mendisiplinkan anak adalah KONSISTENSI. Apalagi di dunia serba digital seperti ini, anak seperti lupa waktu jika terus menonton televisi. Waktu yang saya berikan kepada anak saya untuk menonton televisi adalah 2x sehari, yaitu sehabis mandi pagi dan mandi sore. Jadi setiap habis mandi, si kecil sudah otomatis duduk di sofa untuk minta dinyalakan televisi. Setiap hari saya konsisten memenuhi waktu nonton si kecil di dua waktu itu saja. Durasi setiap kali menonton adalah 1 jam. Di luar waktu tersebut, jika si kecil merengek menonton tetap tidak saya penuhi. Disinilah tantangan orang tua, jangan sampai tembok pertahanan runtuh hanya karena kasihan dengan si kecil.
2. Berikan alarm sebagai tanda waktu nonton telah selesai
Sebelum mulai menonton saya selalu menunjukkan alarm di handphone saya dan memberitahukan bahwa jika handphone ini berbunyi berarti televisi harus dimatikan sendiri. Anak di bawah 5 tahun tidak bisa memahami hal yang abstrak, mereka hanya memahami hal yang konkret. Oleh karena itu, dengan menunjukkan ada bunyi di handphone maka anak akan menyadari dengan sendirinya bahwa waktu nonton selesai. Lalu secara otomatis anak akan mematikan televisi sendiri jika mendengar ada bunyi alarm dari handphone saya.
3. Beritahukan countdown dan tawarkan permainan yang menyenangkan
Jika waktu nonton sudah hampir berakhir, katakan pada si kecil bahwa sebentar lagi waktu nonton sudah selesai lalu tawarkan permainan yang menyenangkan. Misal, "Adek waktu nonton tinggal 1 menit, adek mau nonton apa yang terakhir? Setelah itu kita main ya. Mau main bola di taman atau mau bersepeda di lapangan? Dengan memberikan penawaran demikian, maka anak akan merasa excited dan menumbuhkan rasa percaya dirinya karena diberikan kebebasan untuk memilih mainannya sendiri.
Selama ini, tips tersebut cukup efektif saya lakukan dibandingkan dengan berteriak atau mematikan televisi secara paksa. Kalau bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan kenapa harus dengan kekerasan? Bukankah anak suka dengan senyum ibu?