Yuli Yanti
Cara Melatih Kontrol Emosi Anak Sejak Dini
Diposting pada tanggal: 26-10-2020


27 Likes
Hallo para Ibu Cerdas
Pernahkah ibu-ibu melihat kejadian seorang anak yang mengamuk dengan berlebihan? Hal itu bisa saja terjadi karena kemampuan self control atau kontrol diri pada anak tersebut yang rendah. Sebenarnya setiap orang memiliki kemampuan untuk mengontrol diri. Namun, hal ini bukanlah kemampuan yang bisa datang begitu saja. Kemampuan self control harus mulai dilatih sejak dini.

Agar anak memiliki kemampuan kontrol diri sejak dini, cara-cara ini bisa coba diterapkan oleh para orang tua kepada anak. Simak yaa :

1. Bentuk rasa saling percaya antara anak dan orang tua

Pondasi pertama yang harus dilakukan dalam melatih kemampuan self control pada anak adalah menumbuhkan rasa saling percaya antara orang tua dan anak. Orang tua harus sejak dini mulai memberikan kepercayaan pada anak dalam memenuhi kebutuhan fisik mereka.

Seperti memberikan kepercayaan pada anak untuk menentukan rasa lapar, lelah, atau mengantuk. Anak yang mampu mengendalikan kebutuhan fisik mereka secara mandiri adalah modal utama mereka nantinya memiliki kemampuan kontrol diri yang baik.

Tak hanya memberikan kepercayaan kepada anak, sebaliknya orang tua juga harus membuat anak menaruh kepercayaan kepada orang tua mereka sehingga bisa bersikap tenang di segala kondisi. Cara membuat anak menaruh kepercayaan kepada orang tua mereka adalah menjadi orang tua yang tanggap dengan kebutuhan anak.

Jika orang tua selalu responsif dengan kebutuhan anak mereka, di sinilah anak juga belajar untuk mengontrol diri. Anak akan merasa tak perlu meluapkan emosi untuk hal yang ingin mereka dapatkan, sebab anak sudah percaya bahwa orang tua mereka akan memenuhinya.


2. Sesuaikan cara melatih kontrol emosi sesuai dengan usia anak

Berbeda usia anak, tentu berbeda pula cara melatih kemampuan self control. Setiap anak memiliki tahapan usia berbeda untuk belajar soal kemampuan self control.

Hingga usia 2 tahun. Di usia ini, anak bisa saja “frustasi” karena adanya kesenjangan yang besar antara sesuatu yang ingin mereka lakukan dengan sesuatu yang baru bisa mereka lakukan di usia tersebut. Hal ini bisa menimbulkan ledakan tantrum. Cara terbaik melatih kemampuan self control di usia ini adalah dengan mengalihkan perhatian mereka sebelum terjadi ledakan tantrum. Setelahnya, cobalah beri pengertian ada konsekuensi dari sebuah marah, lalu beri saran untuk menikmati waktu sendiri ketimbang membuat ulah.

Usia 3 - 5 tahun. Ini tepat dengan usia anak saya yaitu Arsyila usianya 3tahun 1 bulan. Di usia ini, saat anak mulai menunjukkan emosinya, orang tua bisa mulai dengan menerapkan timeout. Namun, cara yang lebih baik lagi adalah dengan menunggu emosi anak lebih tenang, lalu baru mengajak mereka mengobrol.

Hal ini dipercaya mampu melatih anak untuk meningkatkan kemampuan mengontrol diri. Tak hanya itu, adanya pujian atas sikap baik yang anak tunjukkan juga akan meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Usia 6-9 tahun. Di usia ini, anak sudah mulai masuk usia sekolah. Pola pikir mereka pun semakin berkembang. Kini mereka sudah mulai memiliki pemahaman soal perbuatan dan konsekuensinya. Tak hanya itu, anak di usia ini sudah bisa membedakan mana perilaku baik atau buruk.

Melatih kemampuan kontrol emosi pada anak di usia ini bisa dilakukan orang tua dengan mendorong anak untuk menenangkan diri saat situasi mulai membuatnya frustasi. Lalu berikan pujian atas usaha yang sudah mereka lakukan tersebut.


3. Jangan meremehkan apapun emosi yang ditunjukkan anak
Anak juga manusia biasa yang memiliki beragam emosi, mulai dari bahagia, sedih, atau bahkan marah. Sayangnya banyak orang tua memilih mengabaikan emosi yang sedang ditunjukkan anak. Seperti misalnya saat mereka menangis karena terjatuh, kebanyakan orang tua selalu mengatakan “Sudah, ngga usah nangis lagi ya. Ngga sakit kok,”. Maksud dari orang tua bisa saja baik agar anak tak bersedih terlalu lama.

Namun, cara ini justru akan menjadi boomerang nantinya. Anak yang terbiasa diminta menahan emosi yang mereka rasakan, justru akan membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang tak mampu mengelola emosi dengan baik.

Emosi anak akan lebih stabil dan memiliki kontrol diri yang baik ketika memiliki orang tua yang berbicara kepada mereka soal perasaan dan menunjukkan rasa empati.


4. Pada akhirnya, orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak

Segala upaya untuk melatih kemampuan kontrol diri pada anak tak akan ada artinya jika orang tua belum bisa memberikan contoh yang baik bagi anak. Jangan pernah menunjukkan emosi yang tidak stabil saat menghadapi anak yang sedang bermasalah. Upayakan tetap tenang, agar anak juga ikut tenang dan lebih bisa mengontrol emosi mereka.

Karena pada dasarnya menjadi orang tua tak hanya menuntut anak untuk melakukan banyak hal, tetapi juga terus belajar agar bisa menjadi contoh yang baik bagi anak.


Jadi Kemampuan kontrol emosi anak sangat penting diajarkan kepada si kecil sejak dini karena akan berpengaruh pada kualitas hidup anak di masa mendatang. Anak-anak yang sudah memiliki kontrol emosi dengan baik sejak kecil, lebih berpeluang terhindar dari pengaruh buruk nantinya.

Semangat ya Ibu-ibu untuk selalu memberikan stimulasi yang baik untuk anak anak kita , jangan lupa juga untuk selalu memberikan nutrisi yang baik dan seimbang untuk tumbung kembang anak.

Salam hangat dari saya untuk para Ibu cerdas ????

Digital Parenting