Alfizza Murdiyono
Jajan Dagangan Teman Bangkitkan UMKM dan Perekonomian Indonesia
Diposting pada tanggal: 25-10-2020


39 Likes
Awal tahun 2020 ini, pandemi Covid-19 merebak di Indonesia. Menilik dari berbagai pemberitaan di media, sektor yang paling terdampak adalah perekonomian. Banyak pegawai swasta yang dipotong gaji bahkan kena pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk tetanggaku.

Pemerintah berupaya keras untuk menstabilkan dan menyelamatkan perekonomian Indonesia melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Lalu aku berdiskusi dengan suami, apa yang bisa kita lakukan, sebagai pelaku ekonomi rumah tangga, untuk berkontribusi pada perekonomian Indonesia?

Sungguh di luar dugaan, suamiku justeru menyarankan agar kami menghabisakan penghasilan bulanan untuk berbelanja. Iya, HABISKAN! Dengan syarat, semua kewajiban sudah dilunasi, seperti menyisihkan dana investasi akhirat (muslim: Zakat), membayar cicilan rumah, menabung, menyediakan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama satu bulan dan mengisi pos dana darurat. Selebihnya, uang yang ada digunakan untuk dihabiskan secara bijak dengan berbelanja di UMKM atau dagangan teman sendiri.

Mengapa berbelanja produk dalam negeri menjadi penting saat ini? Karena kita harus gotong royong untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri, mulai dari tingkat terkecil yaitu rumah tangga, agar keuangan terus berputar. Seandainya semua orang yang berpenghasilan lebih terus menabung tanpa membelanjakan uangnya, perekenomian tidak akan jalan sebagaimana mestinya. Warung tutup, usaha gulung tikar, para pekerja di-PHK, tidak mustahil akan terjadi gelombang kemiskinan di kemudian hari.

Nah, setali tiga uang dengan penjelasan Ibu Prita Gozie, seorang Financial Consultant yang juga CEO #ZapFinance dalam Kelas My Baby Momversity dengan tema ‘Digital Financing 101 for Mom’, beliau memberikan beberapa tips untuk mengatur cashflow keluarga. Berikut beberapa tipsnya:
1. Evaluasi Sumber Penghasilan. Baik single income, double income atau multiple income sebaiknya penghasilan di-break down bersama pasangan (keterbukaan finansial).
2. Membagi Penghasilan ke dalam Pos-pos Keuangan Rumah Tangga. Ada 4 pos keuangan yang penting diisi di masa pandemic seperti ini, yakni:
• Living (biaya hidup yang rutin dikeluarkan setiap bulan)
• Saving (usahakan tetap menabung meski di masa pandemi. Uang tabungan bisa juga didapatkan dari penghasilan tambahan, bisa dari side job maupun side hustle.
• Emergency Fund (atau ‘dana darurat’ berupa uang cash yang digunakan untuk berjaga-jaga kalau-kalau terjadi sesuatu yang darurat dan membutuhkan biaya.
• Playing (uang yang disediakan untuk memenuhi keinginan, seperti belanja, liburan, hiburan, dsb)
3. “Cash is The King and Cashflow is The Queen”. Di masa pandemi seperti ini penting agar kita memiliki uang tunai karena uang tunai merupakan aset yang paling likuid sehingga mudah dikelola. Uang tunai mampu memenuhi kebutuhan jangka pendek. Sementara itu, arus kas (cashflow) keuangan keluarga juga harus dikelola dengan baik. Menurutku, uang tunai tidak hanya menyelamatkan kita di masa krisis, tetapi juga dapat membantu tetangga dan teman-teman kita sebagai pelaku UMKM dengan cara dibelanjakan kepada mereka.

Sebagai seorang Ibu Rumah Tangga yang juga Enterpreneur, Ibu Ria Sarwono, founder CottonInk Indonesia, mewajibkan agar para ibu yang juga berbisnis untuk memisahkan rekening bisnis dengan rekening pribadi. Pemisahan rekening ini dapat mempermudah kita mengatur arus kas bisnis yang kita jalankan dengan arus kas rumah tangga.

Jadi, berhubung selama pandemi ini aku tidak bepergian dan tidak memilki rencana kemana-mana, uang untuk pos ‘Playing’ aku gunakan untuk belanja kebutuhanku. Aku mulai belanja skincare di brand lokal yang berkualitas. Belanja baju rumah kepada tiga orang teman kuliahku yang sama-sama jualan baju rumah. Juga sesekali membeli makan via aplikasi ojek online.

Ternyata, ibu Prita Gozie juga menyarankan hal yang sama. Konsumsi atau berbelanja produk dalam negeri/UMKM dapat membantu menjalankan perekonomian Indonesia. Yang penting, kita harus tetap mindful, sesuai budget, dan tidak boleh berlebihan apalagi sampai berhutang. Agar budget ‘Playing’ tidak membengkak, kita bisa membatasi 1 bulan belanja di 1 sampai 3 teman saja. Bulan berikutnya, kita bisa berbelanja produk lain pada teman lainnya. Pandemi ini masih terus berlangsung entah sampai kapan. Sebagai ibu, kita harus cermat dan bijak dalam mengelola keuangan keluarga.

Bagaimana menurutmu Ibu?

Semoga artikel ini bermanfaat.
Salam hangat, Alfizza Murdiyono

Digital Financing