

Langkah Awal Dukung Ekonomi di Masa Pandemi Part 2
Diposting pada tanggal: 05-09-2020
56 Likes
Hai moms, sebelumnya saya sudah share mengenai langkah yang bisa kita lakukan untuk mendukung ekonomi keluarga dengan berbisnis sesuai dengan pengalaman dan kelas webinar My Baby. Kali ini kita sharing yuk moms..
Sebagai seorang istri biasanya moms juga menyandang predikat tambahan sebagai bendahara rumah tangga, artinya kita dituntut untuk bisa mengatur uang masuk dan keluar. Pernah gak sih saat suami bertanya masalah keuangan, kita justru kebingungan dan tidak bisa menjelaskan uang yang ada digunakan untuk apa saja. Beberapa kali hal ini terjadi kepada saya, bukan karena boros dan berfoya-foya tapi karena memang saya belum menganggarkan budget rumah tangga sehingga cash flow sering berantakan. Namun saat ini saya mulai belajar menyusun anggaran rumah tangga supaya bisa tetap stabil dimasa pandemi, berikut yang saya lakukan ya moms.
Membagi jelas aliran uang kedalam 3 pos besar, yaitu living, giving (sedekah) dan saving (tabungan). Untuk living cost saya mengalokasikan sekitar 60% dari uang bulanan. Living cost terbagi 2 lagi pertama, biaya yang memang rutin dan wajib dikeluarkan sehingga tidak bisa dinego lagi misalkan cicilan rumah, iuran keamanan dan kebersihan, iuran sekolah atau cicilan lainnya. Kedua, biaya yang masih bisa dinego, atau dihemat pengeluarannya seperti biaya listrik, bensi, makanan. Nah, kemudian saya membuat prioritas apa yang memang kita butuhkan bukan sekedar keinginan. Bahkan saya juga menghapus biaya lifestyle atau hiburan yang dirasa tidak perlu seperti TV channel dan internet post paid. Di masa pandemi ini, saya menghemat pengeluaran dengan memanfaatkan diskon di platform marketplace untuk kebutuhan rumah tangga, membuat snack sendiri sehingga tidak perlu membeli diuar yang harganya lebih mahal, tidak berbelanja hal-hal yang tidak perlu seperti menambah koleksi baju atau sepatu, menghemat penggunaan listrik dan telpon, dan mengisi stok dapur sesuai daftar menu yang sengaja saya buat untuk 1 minggu. Saya juga memprioritaskan menu bergizi tapi dengan harga yang lebih terjangkau, misalkan biasanya sering makan daging, bisa diganti dengan ikan atau telur. Jika moms sudah membuat anggarannya, jadikan itu panduan agar moms tidak keluar dari batas anggaran.
Sementara untuk giving, kami tetap menyisihkan sebagian uang untuk disedekahkan, ntah itu untuk keluarga atau kepada orang lain yang membutukan. Semenjak masa pandemi, persentasinya kami kurangi, atau diubah dalam bentuk benda untuk dibagi-bagi seperti sembako sehingga bisa dapat lebih banyak. Saya tidak mengharuskan nominal yang besar, nominal kecil asalkan ikhlas dan tidak memberatkan pasti bermanfaat.
Terakhir pos saving, saya membagi kepada 3 hal saja yaitu tabungan, investasi dan dana darurat. Mengutip dari Zap Finance, sebaiknya untuk pos saving, moms mengalokasikan sebanyak 25% dari uang bulanan dengan rincian 10% untuk dana darurat, 15% untuk tabungan dan investasi. Saat ini kami lebih terfokus mengalokasikan tabungan kepada dana darurat, karena dengan kondisi sekarang saya perlu memiliki dana darurat sekitar 6 kali biaya rutin bulanan. Dana darurat ini juga saya kumpulkan dengan menyisihkan alokasi biaya playing dan penghematan.
Namanya saja sudah dana darurat, berarti dana ini hanya keluar dalam keadaan darurat seperti membayar tagihan ketika tidak ada penghasilan yang masuk, biaya perbaikan barang yang rusak di rumah, dsb.
Nah moms itu yang saya lakukan untuk mengatur keuangan rumah tangga, bahkan disaat pandemi ini saya harus lebih disiplin lagi mengatur keuangan agar tetap stabil dan mencukupi, dan tips tersebut sangat efektif bagi saya.