Risya Nur Amalia
Memanfaatkan Sistem Dropship Untuk Menekan Budget Produksi
Diposting pada tanggal: 22-09-2020


34 Likes
Sejak pandemi ini mewabah banyak sekali yang terdampak akan wabah virus corona ini. Setidaknya beberapa usaha rumahan gulung tikar, pemangkasan gaji karyawan sampai PHK massal.
Kalau sudah seperti ini kita tidak bisa diam saja, walau mau tidak mau ini berdampak dengan pemasukan bulanan kita, tapi setidaknya dapur harus tetap ngebul agar keluarga tetap bisa hidup sejahtera.

Akhirnya banyak orang pun yang mulai banting setir mencoba peruntungan dengan berbisnis sampingan. Ide bisnis sebenarnya cukup banyak, namun bagaimana kalau terhalang dengan tidak adanya modal untuk memulai bisnis tersebut?

Beruntung 29 Agustus 2020 kemarin, saya sempat mengikuti webinar class yang super inspiratif dari MYBABY. Tema yang dibahas adalah mengenai "Digital Financing 101 for Mom: Memanfaatkan Digital Untuk Meningkatkan Produktivitas Ibu" dan dari webinar ini akhirnya saya pun menemukan solusi nya.

Droppship, pernahkah Mom mendengar istilah sistem penjualan ini? Droppship merupakan sistem penjualan dimana kita sebagai pihak kedua yang menawarkan atau mempromosikan produk pihak pertama. Pelaku bisnis dengan sistem ini kemudian disebut dropshipper,
biasanya dengan sistem ini kita tidak perlu menstock barang dan ketika permintaan muncul pihak pertama atau produsen yang akan mengirimkan produk tersebut ke alamat customer.
Penjualan seperti inilah yang kini kian banyak diminati selama pandemi ini, karena pasalnya bisnis macam ini tidak memerlukan modal awal yang besar. Kita hanya perlu memasarkan produk di sosial media atau marketplace yang kita punya. Ketika produk laku terjual, dari sinilah dropshipper mendapatkan komisi nya.

Hampir 2 bulan saya memulai bisnis kecil-kecilan dengan sistem droppship seperti ini. Memang sih jangkauan pemasaran saya hanya sebatas ibu-ibu perumahan serta permintaan online dari instagram. Namun ini sangat membantu pemasukkan sekali, setidaknya cukup untuk membeli kebutuhan si Kecil.

Walaupun sistem penjualan dengan dropship ini terbilang menguntungkan, karena minim nya modal yang dikeluarkan, namun nyatanya sistem dropship juga memiliki tantangannya tersendiri.
Tidak heran banyak pula dropshipper yang mengalami kegagalan pada awal bisnisnya. Berikut tantangan yang kian terjadi pada dunia dropship yang perlu kita pelajari agar terhindar dari kegagalan macam ini.

Tantangan yang biasa membentur sistem penjualan Dropshipper

1. Memilih Produk dengan kualitas rendah

Menjadi dropshipper atau pihak kedua mungkin akan menyulitkan kita untuk memilih produk yang baik kualitas nya. Padahal kualitas produk yang rendah akan mempengaruhi penjualan kita sendiri, maka dari itu sebagai dropshipper kita tetap harus mencari tahu kualitas dari produk yang akan kita pasarkan.

2. Salah dalam memilih produk

Kejelian dalam melihat kebutuhan pasar disekitar kita sangatlah diperlukan dalam setiap usaha. Perhatikan kondisi serta kebutuhan pada wilayah tertentu dimana tempat kita pasarkan. Jangan sampai kita salah dalam memilih produk yang akan dipasarkan. Semisal saat pandemi seperti ini produk yang biasa dicari customer adalah hand sanitizer, masker medis atau pun masker kain. Jangan malah kita jual produk yang tidak customer butuhkan. Seperti Ibu Ria Sarwono (CEO COTTONINK) katakan saat pandemi seperti ini banyak orang yang akhirnya harus bekerja dirumah, sehingga cenderung akan mengurangi belanja pakaian. Kemudian kitapun harus memutar otak dengan melihat kebutuhan pasar saat ini. Kebutuhan masker pun saat itu sedang meningkat, jadi COTTONINK pun mencoba untuk memproduksi masker dengan sisa bahan produksi yang ada. Jelas ini sangat cermat Moms, dengan memilih produk yang tepat juga memanfaatkan bahan yang ada, pastinya dapat membantu kita terhindar dari kebangkrutan.

3. Pelayanan yang mengecewakan

Pelayanan dapat dikatakan mengecewakan adalah ketika penjual tidak ramah dalam menanggapi permintaan customer, lambat dalam merespon customer yang bertanya serta lambatnya proses pengiraman juga menjadi kendala yang perlu kita perhatikan.

4. Kredibilitas produsen

Tidak mau kan ketika permintaan produk sudah masuk ternyata, produk tidak kian sampai. Memilih produsen itu sangat penting untuk hal ini ya Moms, perhatikan baik-baik latar belakang dari bisnis tersebut. Sudah berapa lama mereka beroperasi, mengetahui alamat produsen, mengetahui seluk beluk dari produk yang akan kita pasarkan.

5. Harga yang terlampau mahal

Dalam menentukan harga jual, kita haruslah cermat. Janganlah mengambil keuntungan terlalu besar, karena customer tentu akan mencari produk sebanding yang lebih murah.

6. Konsisten dan pantang menyerah

Dan yang terakhir adalah konsisten dalam berbisnis. Selain konsisten, penjual juga dituntut untuk terus berinovasi dalam jualannya. Berilah beberapa variant dari produk yang akan kita jual, agar memudahkan customer untuk memilih sesuai yang mereka butuhkan. Kemudian berusahalah dengan gigih, jangan mudah menyerah karena semua usaha dimulai dari 0 maka kegigihanlah yang menguatkan pondasi bisnis itu sendiri.

Semoga dapat membantu Moms sekalian yang kiranya mulai berfikir untuk membuka bisnis sampingan.

Risya N.A
22 Sept 2020

Digital Financing