

Membersamai Generasi Alpha Di Era Digital
Diposting pada tanggal: 29-10-2020
28 Likes
Membersamai Generasi Alpha Di Era Digital
Zaman berubah, dulu kita diharuskan belajar ke sekolah dan tidak boleh membawa gadget, sekarang, kita diharuskan belajar dengan gadget dan tidak boleh ke sekolah. Perubahan yang cukup drastis memang namun ini semua demi kebaikan bersama.
Di Kelas online Momversity My Baby sudah dijelaskan bahwa anak anak kita adalah generasi Alpha dengan segala kelebihan dan kecerdasan mereka.
tidak bisa di pungkiri bahwa teknologi akan menjadi teman karib mereka seiring bertambahnya usia, namun sekali lagi seperti yang di jabarkan di kelas online Momversity, jangan sampai peran gadget dan teknologi menggantikan peran kita sebagai orang tua. Dan untuk menyiasatinya saya percaya tentu Mom punya cara tersendiri. Nah berikut ini beberapa tips ala saya dalam membersamai anak di era serba teknologi agar peran kita sebagai orang tua tidak tergantikan dan anak anak tetap berjalan di track dan koridor yang benar.
1. Ingat selalu bahwa anak ibarat kanvas putih, mereka tumbuh sesuai apa yang kita lukis. Jadi teruslah memperbaiki diri agar sikap kita menjadi cerminan bagi anak anak kita.
2. Mengikuti perkembangan jaman dan teknologi.
Dengan selalu update dengan perkembangan teknologi baik itu cara penggunaan aplikasi, game, acara televisi dll anak akan merasa bahwa mereka bisa bertanya apapun mengenai teknologi kepada kita sehingga akan menjadi cukup mudah untuk mengarahkan mereka kepada mana yang baik dan yang kurang baik.
3. Dunia anak anak adalah dunia bermain maka untuk masuk kedalam hati mereka kita harus terlebih dahulu masuk ke dalam dunia mereka. Bersenang senang bersama, bermain game bersama dan menonton acara kesukaan mereka sambil tertawa akan membuat kita lebih mudah masuk kedalam hati mereka dan membuat mereka menjadikan kita para orang tua adalah orang yang paling mereka percaya.
4. Selalu Memahami Kondisi Emosional Mereka.
Generasi Alpha terlahir dengan kecerdasan IQ yang lebih tinggi dibanding generasi generasi sebelumnya, oleh karena itu kecerdasan emosional seringkali terlupakan untuk di asah. Hal ini manusiawi karena kita para orang tua punya berbagai kesibukan juga dalam bekerja dan aktivitas lainnya. Namun kita bisa menyediakan buku catatan khusus untuk mencatat progress kecerdasan emosional anak anak kita sebagai reminder jika sesekali kita lupa. Hal hal yang perlu di highlight adalah :
a. Sejak memasuki usia balita perkenalkan mereka berbagai bentuk emosional yang di rasakan manusia pada umumnya seperti marah, sedih, gembira, takut. Beri label jenis perasaan tsb ketika mereka sedang mengalaminya
b. Peluk anak saat anak marah dan menangis ataupun tantrum. Tahan dulu untuk menasehati karena sentuhan mom lebih dibutuhkan agar membuat dia tenang. Sebagai gantinya mom bisa sounding dan menasehati nya sebelum mereka tidur dengan bahasa yang lemah lembut tentunya.
c. Beri contoh kepada mereka bagaimana cara marah yang baik seperti tidak bereaksi berlebihan ataupun berteriak bahkan memukul ketika mereka merusak barang, membuat berantakan, menumpahkan air dan mencoret dinding. Selalu ulangi bahwa kita boleh marah namun dengan cara yang baik.
Jika kita sebagai orang tua selalu ada dan mengerti perasaan mereka anak akan selalu menjadikan kita tempat untuk pulang dan berkeluh kesah sehingga mereka akan menganggap gadget sebagai alat bantu yang mempermudah aktivitas bukan pelarian untuk mencari kebahagiaan.
d. Biasakan Tidak Berbohong Serta Ingkar Janji Kepada Anak.
Anak adalah mahluk kecil yang sangat cerdas, mereka bisa mengingat dengan detail setiap perkataan, tingkah laku, dan janji kita. Sehingga kita harus selalu berusaha berkata jujur dan menepati janji walaupun untuk hal sepele.
Jadi... jangan sampe kita bilang Mama mau ke dokter mau suntik nih adek dirumah aja ya jangan ikut atau bilang bahwa mainan itu tidak dijual ketika dia minta dibelikan mainan. kebohongan kecil seperti ini akan membawa efek buruk di masa depan.
e. Jadi pendengar yang baik dan tanyakan selalu bagaimana perasaan anak hari ini dan apakah semalam dia tidur nyenyak atau mimpi indah.
Anak dengan kondisi emosional yang baik akan tumbuh menjadi anak yang penuh empati dan mereka akan tau cara mengelola perasaan mereka di masa depan. Ini juga baik untuk menghindarkan anak dari ketergantungan gadget yang berlebihan.
5. Tidak mengenalkan Anak Pada Fitur Yang Kurang Berfaedah.
Orang tua adalah sekolah pertama bagi anak sehingga orang tua lah yang paling berperan mengenalkan gadget kepada anak. Gadget dan teknologi adalah hal positif dan dapat mempermudah aktivitas kita selama kita gunakan dengan porsi yang pas. Jadi hindari mengenalkan anak balita pada fitur yang kurang faedah. Sebagai gantinya tunjukan pada anak bahwa gadget dan teknologi sangat keren dari sisi lainnya misalnya bisa untuk belajar, bisa untuk membayar belanjaan kebutuhan pokok dirumah, bisa untuk video call dengan nenek diluar kota. Dsb dengan begitu anak akan familiar dengan sisi positif nya saja. Sehingga dia akan menggunakan gadget sesuai kebutuhan dan untuk hal yang bermanfaat.
6. Perbanyak aktivitas fisik dan terapkan ide permainan yang mengasah sensorik dan motorik.
7. Tega dan Tegas.
Tega dan tegas dalam hal ini adalah tega dan tegas untuk tidak menuruti kemauan anak walaupun mereka menangis. Namun bukan berarti kita mengabaikan mereka. Ketika keinginan mereka tidak terpenuhi dan mereka menangis juga berteriak segera peluk mereka dan minta maaf bahwa mom tidak bisa memberikan apa yang mereka minta karena untuk kebaikan mereka. Jabarkan sedetail mungkin bahwa Mom sangat sayang mereka dan beritahu alasan mom tidak memberikan yang mereka minta dengan bahasa yang mereka mengerti lalu alihkan perhatian mereka untuk bermain permainan lainnya.
Kita tahu bahwa ini semua tidak akan mudah diterapkan, namun kita harus tetap semangat ya mom dalam membersamai anak anak kita sang generasi Alpha. Demikian beberapa tips dari saya mohon maaf atas segala kekurangan dan semoga bermanfaat ya mom...
Regards
Ilona Tanjung