

Waspada Teknologi Kenalkan Anak Rasa Empati
Diposting pada tanggal: 26-10-2020
37 Likes
Membesarkan anak di era digital membuat para orang tua harus aware dan berhati-hati dengan dampak buruk yang bisa saja terjadi, salah satunya dari penggunaan gadget yang berlebihan dan tanpa pengawasan.
Ketika usia 0-2 tahun anak sangat tidak dianjurkan terpapar gadget. Berdasarkan penelitian, anak-anak yang sedari kecil telah terpapar gadget berlebihan, cenderung memiliki sikap anti sosial, egosentris, tidak sabar, mudah tantrum. Apalagi jika hingga usia 5 tahun anak terlanjur menjadi pecandu gadget tanpa pengawasan, tumbuh dengan sikap demikian bisa bedampak buruk pada kepribadian dewasa kelak.
Oleh sebab itu, sangat penting mengenalkan nilai-nilai moral seperti empati sejak usia dini ya moms. Membahas tentang menumbuhkan rasa empati dirasa sangat perlu mengingat efek buruk dari teknologi yang kini banyak mengintai anak-anak. Jangankan melihat keluar, di rumah sendiripun pemandangan anak asik bermain dengan gadget menjadi sangat biasa. Sehingga saya sebagai orang tua harus berupaya keras mencari cara agar anak tidak terlanjur kecanduan gadget dan tumbuh menjadi anak yang egois dan anti sosial.
Beberapa kali saya membaca literatur mengenai cara menumbuhkan empati. Setidaknya ada 4 cara yang saya rangkum dan aplikasikan di kehidupan anak.
Pertama, orang tua sebagai role model. Berikan contoh nyata sikap empati kepada anak. Bagaimana kita sebagai orang tua mampu mengerti suasana hati anak. Ikut serta dalam menyelesaikan kesulitan yang ia hadapi, bisa dengan mengajaknya bercerita, memeluknya, mengatakan hal-hal baik agar suasana hatinya tetap tenang.
Kedua, tunjukkan makna empati dengan banyak contoh melalui games, dongeng, film, atau bermain peran. Sehingga anak bisa memetik pesan moral dengan cara menyenangkan.
Ketiga, biasakan mengucapkan "maaf, tolong dan terimakasih" dengan benar sesuai kondisi. Tiga kata ajaib ini mengajarkan anak untuk dapat menghargai dan menghormati orang lain. Sekecil apapun bantuan ucapkan terimakasih, jika melakukan kesalahan katakan maaf, dan ucapakan tolong setiap kali meminta bantuan orang lain. Tidak terkecuali orang tuapun harus menjalankan ini agar anak bisa mencontoh.
Keempat, libatkan anak sebanyak-banyaknya dalam kegiatan yang mampu menumbuhkan rasa empati. Misalkan menjenguk teman yang sakit, menghibur teman yang sedih, beramal, berbagi, dsb. Anak harus diberi pemahaman bahwa sebagai insan di dunia akan saling berkaitan dan membutuhkan. Sehingga dia akan tumbuh menjadi anak yang peduli dengan sekitarnya.
Keluarga sebagai tempat awal anak belajar, dan orang tua adalah guru pertamanya. Kalimat ini yang menjadi motivasi saya untuk bisa memngajarkan hal-hal positif kepada anak. Walapun dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang saya punya, sudah sewajarnya saya terus berbenah agar momen terbaik di usia kecil anak tidak terlewat dan terisi dengan hal-hal yang tidak baik.
Nah bagaimana dengan ibu cerdas lainnya? tetap semangat menanamkan nilai-nilai moral kepada anak. Semoga kita semua bisa menciptakan generasi yang baik ya..