9 Rambu Memberikan Obat untuk Anak
Orangtua mana yang tidak khawatir jika anak yang dicintainya jatuh sakit? Anda pasti akan mencari segala cara untuk bisa segera meringankan rasa sakit yang mengganggu si kecil, bukan?
Salah satu solusi yang terlintas di pikiran Anda tentunya memberikan obat. Tetapi, apakah memberikan obat untuk anak merupakan solusi terbaik?
Pertama, Anda perlu tahu bahwa anak-anak lebih sensitif terhadap obat ketimbang orang dewasa. Kedua, anak-anak bisa memberikan reaksi yang berbeda pada obat yang diberikan. Karena itu, perlu adanya panduan memberikan obat untuk anak yang patut diperhatikan orangtua. Berikut beberapa di antaranya:
1. Berikan saat benar-benar perlu
Jangan jadikan obat sebagai solusi pertama mengatasi penyakit anak. Lebih baik berikan obat hanya jika benar-benar dibutuhkan. Sebelum memberikan obat, lakukan perawatan sendiri di rumah, seperti memberikan ASI, memberikan air putih yang cukup, dan istirahat.
2. Konsultasi pada orang yang kompeten
Jika kondisi si kecil tidak kunjung membaik setelah Anda melakukan hal di atas, alangkah lebih baiknya untuk berkonsultasi langsung pada dokter. Jika dokter memberikan obat, coba tanyakan hal ini:
- Apa kegunaan obat tersebut?
- Apa efek samping yang akan ditimbulkan?
- Apakah obat yang diberikan akan berdampak sesuatu pada anak yang memiliki alergi tertentu?
3. Pastikan memberikan dosis obat yang tepat untuk anak
Menurut studi yang dipublikasikan dalam Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine tahun 1997, sebanyak 70% orangtua mengalami kesulitan dalam menentukan dosis obat untuk anak mereka.
Karena itu, bacalah tabel di dalam kemasan obat secara hati-hati. Baik saat membelinya, dan sebelum memberikannya pada anak. Ikuti panduan yang ada, dan pastikan si kecil mendapatkan dosis yang tepat dengan usia, juga tinggi dan berat badan mereka. Jika Anda menemukan kesulitan, konsultasikan pada dokter atau apoteker.
4. Perhatikan aturan pakainya
Gunanya agar Anda tidak salah memberikan dosis dobel pada anak. Sebab ketika sedang terburu-buru, kadang “1/2” bisa dilihat menjadi “2”. Pastikan Anda melihatnya di ruangan dengan pencahayaan yang terang.
Selain itu, lihat dengan seksama apakah dosis obat menggunakan sdm (sendok makan) atau sdt (sendok teh). Yang pasti, hindari memberikan anak dosis obat sesuai dengan takaran atau perkiraan Anda sendiri.
5. Lebih waspadalah pada obat yang dijual bebas
Jika tidak yakin benar mengenai manfaat obat yang dijual bebas untuk anak, lebih baik konsultasikan pada dokter terlebih dulu.
6. Jangan lupa untuk mengocok obat
Pada label kemasan obat yang berbentuk cairan biasanya disarankan untuk mengocok obat terlebih dulu sebelum diberikan pada si kecil. Ini dilakukan agar semua bahan tercampur sempurna sebelum diberikan.
7. Hubungi dokter jika ada efek samping
Segera hubungi dokter anak jika Anda menemukan efek samping yang tak terduga pada anak. Apabila anak tidak bisa atau tidak mau mengonsumsi obat sesuai dengan dosis yang diberikan, misal muntah, beritahukan juga pada dokter anak Anda. Biasanya dokter akan menggunakan metode lain, seperti suntikan.
8. Jangan pernah berikan resep obat anak lain. Meski penyakitnya sama, belum tentu efek yang ditimbulkan akan sama. Plus, setiap anak memiliki kepekaan dan reaksi alergi yang berbeda-beda.
9. Baca tanggal kadaluarsa obat dengan cermat. Simpan obat dengan cara sesuai yang diinstruksikan, dan dengan suhu yang tepat. Sebab penyimpanan obat akan berpengaruh pada khasiat dan keamanan dari obat itu sendiri.
FOTO: HUFFINGTON POST.CO.UK
RELATED PRODUCTS