Haruskah Rambut Bayi Digundul?
Bila Ibu berasal dari suku Jawa, tentu Ibu pernah mendengar (atau bahkan mungkin melakukan) tradisi potong rambut pada si kecil saat usianya 35 hari atau bertepatan dengan upacara selapanan. Ternyata, budaya memotong rambut ini juga dikenal di daerah lain di Indonesia. Masyarakat Ternate-Maluku Utara, misalnya, juga mempunyai tradisi memotong rambut bayi yang disebut saro-saro. Upacara ini sebagai simbol untuk menyambut kehidupan baru bagi sang bayi. Tradisi potong rambut ini biasanya diteruskan dengan Mencukur Gundul kepala bayi hingga bersih.
MANFAAT SECARA MEDIS
Nah, memotong rambut ini tak hanya sekadar tradisi belaka, namun secara medis banyak manfaatnya. Penasaran? Ini dia manfaat bila rambut bayi digundul:
- Membersihkan lemak dan zat-zat sisa dari rahim ibu yang mungkin terbawa/menempel di rambut pada proses persalinan.
- Bayi masih sering gumoh, dengan kepala bayi yang plontos tentu akan lebih mudah membersihkan gumoh yang mungkin saja mengotori tubuh hingga rambut bayi.
- Jika rambut bayi gundul, perawatan kulit kepalanya dapat dilakukan dengan lebih mudah dan menyeluruh.
- Dengan kepalanya yang gundul juga membuat bayi tidak kegerahan, apalagi bila tinggal di daerah tropis seperti Indonesia.
- Kepala gundul bayi juga memudahkan Bunda untuk mengamati kalau-kalau ada sesuatu yang tak diharapkan, seperti iritasi, bisul, luka dan sebagainya.
Jangan khawatir setelah rambut bayi digundul tak akan tumbuh setebal waktu dilahirkan, karena tebal/tipisnya rambut terkait dengan faktor genetik serta asupan nutrisi dan perawatan rambut. Supaya rambut tumbuh tebal dan hitam, gunakan MY BABY Shampoo untuk perawatan kesehariannya, Bu.
RELATED PRODUCTS