Tumbuh Kembang

Manfaat Menggunting Rambut Bayi Sampai Plontos

Rambut bayi biasanya dicukur saat genap berusia 40 hari. Pemilihan waktu ini sebenarnya tidak ada pertimbangan medisnya. Jadi, sekadar meneruskan tradisi.  
Hanya saja, saat bayi berumur 40 hari umumnya kondisi ibu sudah pulih seusai melewati proses persalinan yang sangat melelahkan secara fisik dan psikis. Bayi pun sudah cukup "kuat" dan siap bertemu banyak orang.

Terlebih lagi, banyak orangtua yang takut mencukur rambut bayinya sebelum berumur 40 hari. Alasan mereka, kepala si kecil masih terasa sangat lunak dan terlihat amat mungil. Memang sih tidak ada keharusan untuk menggunduli kepalanya sampai licin plontos. Namun dari segi kesehatan, hal ini ternyata memberi banyak manfaat. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Membersihkan lemak Saat melewati jalan lahir, banyak lemak dan "kotoran" rahim ibu yang menempel di sekujur tubuh bayi, termasuk di rambutnya. Dengan mencukur rambut bayi, sisa-sisa lemak tersebut diharapkan akan ikut terangkat. Belum lagi kotoran yang kerap menempel setelah bayi lahir, seperti gumoh di bantal yang kemudian menempel di rambutnya. Dengan dikeramas saja mungkin tidak cukup hingga tumpukan lemak dan kotoran tersebut harus dibersihkan dengan cara mencukur rambutnya.
     
  2. Agar tak mudah teriritasi Kepala plontos bayi akan memudahkan ibu untuk mengamati kalau-kalau ada sesuatu yang tak diharapkan, seperti iritasi, bisul, luka, dan sebagainya. Cukur rambut bahkan menjadi keharusan bila sudah terjadi infeksi, misalnya ada bisul di kepalanya. Untuk mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut dan mempermudah pengobatan, sebaiknya kepala anak dalam keadaan "bersih" dari rambut alias plontos.
     
  3. Bersifat "mendinginkan" Bayi-bayi yang kebetulan tinggal di daerah panas atau suhu udara rata-ratanya tinggi pasti akan merasa lebih nyaman dengan kepala plontosnya. Hembusan angin yang langsung mengenai pori-porinya mampu mengurangi kegerahan. Banyak orangtua yang merasa sayang mencukur rambut bayinya. Apalagi kalau rambut tersebut terlihat lebat dan hitam legam. Padahal tidak seharusnya orangtua khawatir. Toh, meski dicukur habis, rambut tersebut akan tumbuh lagi. 

Mengenai lebat atau tidaknya rambut saat tumbuh kembali jelas terkait erat dengan faktor genetik. Orangtua yang berambut lebat tentu saja lebih berpeluang memiliki bayi yang juga memiliki rambut lebat dibanding orangtua yang rambutnya tipis. Demikian halnya dengan rambut lurus, berombak, keriting, pirang, dan sebagainya.

Selain faktor genetik tadi, faktor gizi, lingkungan, atau hormonal dan sebagainya. Banyak kok, anak-anak yang sewaktu kecil rambutnya tipis, tapi karena rajin dirawat, setelah dewasa rambutnya terlihat begitu tebal dan berkilau. Intinya, mencukur rambut bayi tidak ada ruginya meskipun tidak diharuskan secara medis.

FOTO: GUNTINGRAMBUT.JPG – TRENDYMOODS

Kategori:
Tumbuh Kembang

SHARE