Pro Kontra Penggunaan Baby Walker pada Anak
Ketika si kecil mulai beranjak besar, ternyata ada banyak mitos dan anggapan yang selama ini dipercayai para ibu soal apa saja yang perlu dilakukan atau diberikan kepada sang buah hati untuk membantu proses tumbuh kembangnya.
Namun ternyata, banyak ahli atau dokter yang meragukan kebenaran yang selama ini menjadi mitos atau anggapan yang dipercaya para ibu.
Salah satunya tentang penggunaan baby walker yang awalnya dianggap penting untuk menstimulasi kemampuan berjalan Si Kecil.
Padahal, alat bantu berupa tempat duduk bayi berlubang di bagian kaki dengan roda di bagian bawahnya ini telah terbukti banyak membahayakan. Berdasarkan penelitian para ahli sejak tahun 1980-an, alat ini justru bisa mencelakakan balita yang sedang belajar berjalan.
“Adanya roda di bagian bawah ternyata bisa membuat balita yang menggunakannya bergerak ke sana kemari tanpa kontrol, karena baby walker tak dilengkapi rem otomatis. Sehingga, hal ini bisa membuat bayi kehilangan arah dan keseimbangan ketika menggerakkan baby walker tanpa pengawasan orangtuanya,” ujar dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, dokter spesialis anak.
Ia menyebutkan, banyak sekali kejadian balita terjatuh dari baby walker, terutama ketika baby walker itu meluncur dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Tak hanya itu, dengan baby walker, balita justru jadi terbiasa berjalan jinjit, karena ia butuh tenaga lebih untuk menggerakan baby walker-nya. Hal ini tentu akan memperburuk tumbuh kembang balita. Padahal, menurut dokter yang biasa disapa Dr Oei ini, tanpa baby walker pun lambat laun balita akan bisa berjalan.
Untuk menstimulasi si kecil, sebaiknya para ibu, ayah, nenek, kakek, atau pengasuhnya terbiasa rajin menuntun balita untuk mau berjalan. Selain meningkatkan bonding di antara orangtua dan anak, cara sederhana ini bisa lebih membuat kaki anak berpijak dengan benar pada lantai.
Foto: nytimes.com
RELATED PRODUCTS