Bagaimana Menemukan Potensi Anak Sejak Dini
Si kecil gemar bermain balok? Mungkin Anda mengira ia berbakat menjadi arsitek kelak. Atau ia gemar bermain-main dengan tanaman di kebun? Mungkinkah ia berbakat menjadi ahli botani? Jangan terburu-buru menilai. Menurut Joy M. Alexander, PhD, profesor psikologi pendidikan di Indiana University Bloomington, rata-rata ketertarikan anak pra sekolah akan suatu hal biasanya bertahan kurang dari satu tahun. Saat memasuki usia SD kesenangan tersebut biasanya teralihkan saat ia mengenal sejumlah hal baru lain yang mungkin lebih menarik minatnya.
Namun demikian kita tetap bisa mencari tahu potensi anak-anak kita dari perilaku mereka. Kita tahu ada 9 tipe Kecerdasan anak, tugas kita adalah menemukan mana yang menonjol pada anak kita. Agar kita bisa mengasah kemampuan mereka semaksimal mungkin.
Sebenarnya obsesi anak akan suatu hal bisa jadi petunjuk tersembunyi. Seperti dilansir dari Babycenter, misalnya jika ia suka menyusun objek sesuai warna atau ukuran bisa jadi ia menyukai pola. Hal ini bisa jadi indikasi berbakat dalam matematika atau sains. Atau jika anak sangat suka bicara, kosakatanya banyak dan sedikit membuat kesalahan dalam grammar, ia bisa memiliki potensi untuk mendalami hukum atau jurnalisme. Sementara jika ia sangat suka bergerak, menyentuh dan merasakan sesuatu bisa jadi ia memiliki kecerdasan fisik. Anak dengan kecerdasan fisik akan menikmati pekerjaan yang melibatkan banyak fisik mereka seperti chef atau atlet.
Tapi memang tidak semua potensi anak terlihat begitu saja. Jika Anda menemui kesulitan menemukan bakat anak, bicaralah dengan orang-orang dewasa lain yang juga sering berinteraksi dengan anak Anda. Misalnya guru di sekolah, atau kakek dan neneknya. Guru mungkin melihat anak tertarik pada pelajaran prakarya, sang kakek bisa melihat ia sangat lincah di taman bermain, sementara tantenya mungkin berpikir ia menyukai alam. Berbagai masukan mereka bisa membantu Anda menemukan potensi anak yang tersembunyi.
Foto: Shutterstock
RELATED PRODUCTS