Tips Ibu Cerdas

Mengenal Imunisasi MR Yang Lagi Ramai Dibicarakan

Baru-baru ini pemerintah mencanangkan Kampanye Tingkat Nasional dan Introduksi Imunisasi Campak dan Rubella  sebagai upaya memutus transmisi penularan virus-virus tersebut.  Berikut beberapa hal yang  kerap ditanyakan oleh orangtua  tentang imunisasi MR:

Siapa saja yang harus mendapatkan Imunisasi MR?

Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama kampanye imunisasi MR. Selanjutnya, imunisasi MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat menggantikan imunisasi Campak.

Apakah vaksin MR sama dengan MMR?

Vaksin MR diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh virus campak (measles)  dan campak jerman (rubella). Sedangkan MMR, merupakan vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi measles, mumps (gondong), dan rubella. Jadi, vaksin MR adalah alternatif pengganti vaksin MMR. Perbedaannya adalah kandungan mumps untuk melawan gondongan yang tidak dimasukkan ke dalam vaksin MR. Hal ini dilakukan karena kasus penyakit gondongan sudah jarang dijumpai di kalangan masyarakat Indonesia.

Apakah anak yang sudah mendapat imunisasi MMR perlu mendapat imunisasi MR?

Untuk anak  yang sebelumnya sudah mendapat vaksin MMR,  tetap harus mendapatkan vaksin MR untuk memastikan kekebalan penuh terhadap virus-virus tersebut.

Apakah efek samping imunisasi MR?

Umumnya usai pemberian vaksin akan terjadi demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan. Hal ini normal dan akan hilang setelah dua sampai tiga hari.

Apakah imunisasi MR dapat menyebabkan kelumpuhan?

Terkait dengan kejadian ikutan setelah pemberian vaksin MR seperti peristiwa lumpuh yang menyerang seorang anak setelah pemberian vaksin, belum ditemukan bukti keterkaitan antara vaksin MR   dengan kelumpuhan tersebut.

Apakah imunisasi MR dapat menyebabkan autisme?

Sampai saat ini belum ada bukti yang menyokong bahwa imunisasi (jenis apa pun) dapat menyebabkan autisme. Baik Badan Kesehatan Dunia (WHO) maupun Departemen Kesehatan RI tetap merekomendasikan pemberian semua imunisasi sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Bagaimana cara kerja imunisasi?

Cara kerjanya adalah  memberikan antigen atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang antibodi. Antibodi yang terbentuk berguna untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif, sehingga dapat mencegah/ mengurangi penularan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, termasuk campak dan rubella.

Apakah Imunisasi halal?

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan Fatwa No. 4 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa imunisasi diperbolehkan sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu. Disebutkan juga dalam Fatwa MUI tersebut bahwa orangtua dan masyarakat wajib berpartisipasi menjaga kesehatan, termasuk dengan memberikan dukungan pelaksanaan imunisasi.

Kategori:
Tips Ibu Cerdas

SHARE