5 Cara Mudah Atasi Anak Cengeng
Mungkin Ibu bertanya-tanya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan cengeng di sini? Karena namanya anak-anak, si kecil pasti pernah menangis, bukan? Betul, menangis merupakan salah satu bentuk ekspresi manusia. Jadi, jangankan anak-anak, orang dewasa pun wajar jika pernah menangis.
Lalu apa bedanya dengan cengeng? Begini Bu, anak menangis dikatakan wajar bila memang ada penyebabnya. Saat badannya tidak nyaman karena demam, misalnya, atau ia menangis lantaran habis terjatuh. Ini berbeda dengan tangisan cengeng yang umumnya tidak ada sebab yang jelas. Gara-gara Ibu terlambat bikin susu, anak menangis, lantaran tak dipinjamkan mainan, ia menangis.
Satu hal yang pasti anak cengeng perlu dilatih agar lebih tangguh karena perilaku ini tidak bisa “sembuh” dengan sendirinya. Berikut 5 cara mudah atasi anak cengeng:
Abaikan
Ya, ini salah satu cara efektif. Tidak tega sebenarnya, tapi teguhkan hati karena menangisnya anak cengeng biasanya untuk mencari perhatian. Baru saat ia berhenti menangis kita mendekatinya dan tanyakan, "Kamu mau apa, sih?" Dengan cara ini, anak akan belajar bahwa dengan menangis, ia tak memperoleh apa-apa dan kemauannya tidak dituruti. Untuk anak yang lebih kecil, sekitar usia 2-3 tahun, Ibu bisa pakai cara pura-pura sibuk. Saat tangisan anak mulai mengeras, Ibu bisa berkata “Ibu mau main boneka dulu ah!” Dengan mengalihkan perhatian, anak tak kembali terpusat pada apa yang diinginkannya.
Ajarkan keterampilan bicara.
Salah satu penyebab anak menjadi cengeng karena ia tak punya cara lain untuk mengungkapkan perasaannya, selain menangis. Itulah mengapa anak harus diajarkan keterampilan berkomuikasi, "Kalau Adik mau sesuatu, harus minta. Jangan menangis." Atau, "Coba bicara dulu sama Ibu, biar Ibu tahu apa maunya Adik."
Konsisten.
Anak cengeng umumnya karena biasa dimanja: apa yang diinginkan, selalu dituruti. Nah, begitu kemauannya tak dituruti, mulailah ia merengek-rengek dan menangis. Di sinilah dibutuhkan konsistensi orangtua: kalau memang tidak boleh, ya, tidak boleh, kendati si anak menangis. Bila anak terbiasa diberikan segala sesuatu yang diinginkan, maka akan sulit mengubahnya.
Jangan melabelnya sebagai anak cengeng.
Pelabelan seperti anak cengeng bisa membuat anak menjadi apatis. "Ya... aku memang cengeng, terus mau apa lagi?" Label ini akan membuatnya malas untuk mengubah perilakunya.
Puji saat ia menunjukkan tingkah laku yang manis dan terpuji.
Berilah perhatian saat anak berperilaku baik, jangan sebaliknya. Orangtua biasanya baru memberi anak perhatian, saat ia menangis meraung-raung. Ini justru akan melanggengkan perilaku cengeng anak. Mulai sekarang, kalau anak mau bicara untuk mengungkapkan keinginannya, berikan ia pujian. Dengan demikian, perilaku yang baik itu dapat menguat dan menggantikan tingkah laku cengengnya.
RELATED PRODUCTS