Tips Ibu Cerdas

5 Harapan Ibu untuk Buah Hati dan Cara Mewujudkannya

Seorang Ibu akan  memiliki harapan-harapan untuk buah hatinya. Harapan-harapan yang mulia, harapan-harapan yang selalu didoakan setiap malam agar dapat terkabul.  Berikut lima harapan seorang Ibu untuk buah hati dan cara mewujudkannya:

1.Anak sehat

Inilah adalah dambaan hampir setiap Ibu. Karena, dengan fisik yang sehat, si kecil dapat melakukan  banyak hal, termasuk meraih berbagai impiannya.  Ada hal-hal yang begitu sederhana yang dapat Ibu lakukan agar anak tumbuh sehat:

  • ASI Eksklusif  

Dengan memberi hanya ASI saja sejak bayi lahir ke dunia hingga berusia enam bulan, daya tahan tubuh bayi akan terbangun lebih kuat, karena  ASI mengandung zat antibodi yang bisa membantunya melawan segala bakteri dan virus.

  • Imunisasi

Imunisasi dilakukan untuk membangun kekebalan fisik anak terhadap iburan" title="Penyakit Setelah Liburan">penyakit tertentu. Ikuti jadwal imunisasi yang diberikan oleh dokter, baik kala si kecil masih bayi maupun imunisasi yang harus diulang di usia-usia selanjutnya.

  • Makanan bergizi

Anak perlu mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan beragam, sebab faktor gizi amat berperan untuk tumbuh kembang anak yang optimal.

  • Olahraga/bermain aktif

Olahraga amat baik untukmeningkatkan kesehatan dan kekuatan fisik buah hati. Olahraga juga bisa membuat sistem kerja organ tubuh bekerja secara optimal sehingga daya tahan tubuh jadi kuat dan tidak mudah terpapar penyakit

  • Kontrol rutin ke dokter

Saat si kecil masih bayi, kontrol rutin ke dokter perlu dilakukan setiap bulan, untuk melihat sampai sejauh mana kemajuan tumbuh kembangnya. Setelah umur setahun, kontrol bisa dilakukan lebih jarang,misal tiga bulan sekali, dengan tujuan agar kesehatan si kecil selalau terpantau dengan baik.

 

2.Anak cerdas

Anak cerdas merupakan salah satu hal yang akan membanggakan, bukan? Berikut beberapa tips untuk membantu memaksimalkan potensi intelektual buah hati: 
  • Banyak membaca

Penelitian menunjukkan anak-anak yang gemar membaca sejak kecil cenderung akan membawa kebiasaan baik ini hingga mereka dewasa. Mereka pun berprestasi lebih  baik di sekolah dan berhasil dalam kehidupan saat dewasa.

  • Puji usaha anak, bukan kecerdasannya.
  • Anak-anak yang dipuji karena kecerdasan (contoh: “Kakak,  memang anak pintar”) cenderung melakukan tugas yang mudah dan menghindari tantangan yang bisa membahayakan citra dirinya sebagai anak pintar. Padahal, anak perlu merasakan kegagalan sesekali. Ia perlu didorong untuk menantang dirinya sendiri dengan menetapkan target yang cukup tinggi .  Tanpa  itu, anak tidak akan bisa meraih apa pun yang berharga di kehidupan ini.     Ada yang lebih penting dari IQ.

Ternyata untuk  sukses dalam hidup, disiplin dan kemauan diri lebih penting daripada IQ.  Kecerdasan bukanlah segalanya. Kecerdasan tanpa moral dan empati bisa membawa pada masa depan yang buruk.

 

3. Anak mandiri

 Dengan menjadi mandiri, anak tidak akan selalu bergantung dengan orang.

Ibu sebaiknya menyadari tidak ada sesuatu yang serba instan karena semuanya butuh proses.  Untuk menempa kemandirian anak, ini yang dapat dilakukan:

  • Tumbuhkan basic trust.

Dengan begitu anak akan merasa secure/aman dalam kehidupannya. Anak yang merasa aman, pada gilirannya lebih berani menghadapi tantangan yang ada di depannya. Ia pun sekaligus lebih bisa mandiri dalam menyelesaikan persoalan.

  • Beri kepercayaan pada anak.

Contoh, saat anak ingin makan sendiri, mengikat tali sepatu sendiri,berilah ia kepercayaan dan kesempatan untuk mencoba. Kepercayaan yang diperoleh anak akan membuat keberanian dan kemandiriannya kian teruji.

 

4. Anak saleh/saleha

Anak saleh/saleha adalah anak yang memiliki kecerdasan spiritual atau spiritual quotient (SQ) yang baik.  Selain ritual agama, SQ bisa dilihat dari unsur-unsurnya berupa nilai-nilai mulia seperti kasih sayang, kejujuran, keadilan, sikap bertanggung jawab, kerja sama, disiplin, sikap arif terhadap sesama manusia dan makhluk lainnya, kesadaran untuk merawat bumi dan segala isinya, dan satunya ucapan dengan perbuatan atau sikap menjaga integritas.

Pada dasarnya, setiap anak memiliki potensi kecerdasan spiritual. Karena anak dilahirkan dengan fitrah diri yang suci, bersih. Kondisi ini pula yang menjadikan seorang anak lebih mudah menyerap nilai-nilai spiritual yang dilatihkan padanya. Kecerdasan spiritual harus tetap hidup dalam diri anak hingga akhir hayatnya. Kita sebagai orangtua ditantang untuk menghidupkan dan menjaga nilai-nilai spiritual yang hakiki dalam diri anak dan dapat diwujudkan dengan pola asuh yang tepat, yang mengacu pada konsistensi, dan sikap saling menghormati.

 

5. Anak yang bahagia

            Untuk mewujudkan anak yang bahagia, orangtua perlu berbahagia terlebih dulu. Hal ini sudah terbukti dalam penelitian, bahwa orangtua yang bahagia, secara statistik, cenderung memiliki anak yang bahagia. Sementara orangtua yang mengalami depresi, pola asuhnya cenderung menjadi kurang  efektif sehingga dapat menyebabkan masalah perilaku pada anak-anaknya. 

Hal lain yang perlu dilakukan agar anak berbahagia? Ini dia:

  • Hargai usaha, bukan kesempurnaan.

Orangtua yang terlalu menekankan prestasi lebih cenderung memiliki anak dengan tingkat depresi, kecemasan, dan terlibat dalam penyalahgunaan obatan-obatan. Karenanya, orangtua selalu disarankan agar tak selalu melihat hasil akhir dalam sebuah pencapaian yang dilakukan oleh anak, namun usaha dan kerja kerasnya. Dengan begitulah anak akan tumbuh lebih berbahagia.

  • Ajarkan optimisme

Optimisme sangat erat kaitannya dengan kebahagiaan. Menurut penelitian,  sikap optimis akan membuat seseorang lebih sukses di sekolah dan dunia kerja, lebih sehat dan hidup lebih lama, lebih puas dengan perkawinan mereka, dan kemungkinan kecil menghadapi depresi dan kecemasan.

 

Selamat Hari Ibu!

Kategori:
Tips Ibu Cerdas

SHARE